Teori Self-Efficacy - Penjaja Ilmu

Teori Self-Efficacy

 Teori Self-Efficacy




Pengertian self-efficacy
Menurut Bandura (1997) self-efficacy adalah kemampuan generatif yang dimiliki individu meliputi kognitif, sosial, dan emosi.  Kemampuan individu tersebut harus dilatih dan di atur secara efektif untuk mencapai tujuan individu. Hal ini Bandura menyebutnya dengan self-efficacy karena menurut Bandura memiliki kemampuan berbeda dengan mampu mengorganisasikan strategi yang sesuai dengan tujuan serta menyelesaikan strategi tersebut dengan baik walaupun dalam keadaan yang sulit. Penelitian yang dilakukan Schwartz & Gottman (1976) menyatakan individu sering mengalami kegagalan meskipun mengetahui apa yang harus dilakukan dan memiliki kemampuan untuk melakukannya. Berdasarkan hasil penelitian Kennia (2008) menyimpulkan definisi self-efficacy yaitu konsep yang secara spesifik mengontrol keyakinan pada kemampuan yang dimiliki individu untuk melakukan tujuan tertentu. Menurut Bandura & Jourden (1991) keraguan dapat mempengaruhi kemampuan yang dimiliki individu sehingga kemampuan tersebut tidak muncul, karena keraguan tersebut dapat melemahkan keyakinan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Menurut Zimmerman & Bandura (1994) keyakinan merupakan salah satu regulasi diri yang menentukan seberapa bagus kemampuan yang dimiliki, dilatih secara terus menerus. Hal ini berkontribusi dalam mencapai suatu keberhasilan.

Selain itu Schwarzer & Jerusalem menyatakan bahwa self-efficacy pada umumnya dipahami sebagai tugas yang spesifik atau tertentu, tetapi self-efficacy juga mengacu pada keyakinan kemampuan individu mengatasi berbagai tuntutan dan situasi (1995).Berdasarkan uraian yang dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa self-efficacy merupakan keyakinan dan kemampuan yang dimiliki individu dalam mencapai tujuan dengan kesulitan tugas pada berbagai kondisi, mampu berfikir secara positif, meregulasi diri, dan keyakinan yang positif.

Faktor-faktor yang mempengaruhi self-efficacy
Menurut Bandura (1997) ada beberapa faktor penting yang mempengaruhi self-efficacy:
a.       Pengalaman keberhasilan (Mastery Experience)
Pengalaman keberhasilan merupakan sumber yang sangat berpengaruh dalam efficacy, karena hal tersebut memberikan bukti secara otentik apakah seseorang akan sukses. Sehingga pengalaman keberhasilan yang didapatkan oleh individu meningkatkan self-efficacy individu tersebut sedangkan kegagalan menurunkan self-efficacy. Keberhasilan menghasilkan kekuatan dan kepercayaan diri. Pengalaman keberhasilan individu lain tidak dapat mempengaruhi self-efficacy pada diri sendiri, tetapi apabila pengalamn keberhasilan itu dari dirinya maka akan mempengaruhi peningkatan self-efficacy.
Menurut Bandura, dkk (1979) Pengalaman keberhasilan menghasilkan kekuatan yang relatif untuk memperkuat keyakinan diri dibandingkan dengan model lain seperti strategi pemodelan, simulasi kognitif, pertunjukan yang sukses, instruksi tutorial.
b.      Pengalaman orang lain ( Vicarious Experience or Modeling)
Individu tidak dapat hanya mengandalkan pengalaman keberhasilan sebagai sumber informasi tentang kemampuan mereka. Penilaian efikasi merupakan bagian yang dipengaruhi oleh pengalaman orang lain sebagai contoh untuk mencapai keberhasilan. Modelling merupakan cara lain yang efektif untuk menunjukkan kemampuan efikasi individu. Kemampuan individu dinilai dari aktifitas yang dihasilkan dengan indikator memuaskan.  Menurut Festinger (1954) ketika kepuasan itu harus diukur terutama dalam kaitannya dengan kinerja, maka perbandingan sosial berperan penting sebagai faktor utama dalam penilaian kemampuan diri.
Menurut Weinberg 1979 (Bandura, 1997) bersaing dapat menimbulkan keyakinan yang kuat untuk berhasil, sedangkan jika ada salah satu yang berhasil maka hal ini dapat menurunkan keyakinan individu lainya.
c.       Persuasi verbal (Verbal Persuasion)
Menurut Bandura (1997) persuasi verbal berfungsi sebagai sarana untuk memperkuat keyakinan mengenai kemampuan yang dimiliki individu dalam mencapai tujuan. individu yang diyakinkan secara verbal bahwa mereka memiliki kemampuan untuk menguasai tugas-tugas yang diberikan cenderung berusaha secara maksimal dan mempertahankannya.
Menurut Chambliss & Murray (1979) keberhasilan persuasif secara verbal memiliki dampak positif pada individu yaitu  meningkatkan rasa percaya bahwa mereka menghasilkan prestasi .
d.      Keadaan Fisiologis dan Afektif ( Physiological and Affective State)
Informasi kemampuan individu sebagian besar  didapatkan dari somatik yang diteruskan kefisiologis dan afektif. Indikator somatik  individu sangat relevan dalam kesehatan fisik, fungsi kesehatan, dan coping dengan stres. Menurut Bandura Treatment yang menghilangkan reaksi emosional melalui pengalaman keberhasilan dapat meningkatkan keyakinan keberhasilan dengan memperbaiki perilaku yang sesuai pada kinerja.
Stres dapat mengurangi self-efficacy pada diri individu, jika tingkat stres individu rendah maka tinggi self-efficacy sebaliknya jika stres tinggi maka self-efficacy pada individu rendah. Ada empat hal dalam meningkatkan keyakinan efikasi,meningkatkan status fisik, mengurangi tingkat stres dan kecenderungan emosi negatif, memperhatikan kesehatan tubuh (Bandura 1991; Cioffi 1991).

Dimensi Self-Efficacy
Self-efficacy memiliki beberapa dimensi yang mempunyai implikasi penting  pada kinerja, artinya self-efficacy bersifat spesifik dalam tugas dan situasi yang dihadapi. Menurut Bandura (1997)  dimensi sel-efficacy ada tiga yaitu Magnitude atau level, Generality, Strenght.
a.      Magnitude atau Level
Magnitude atau level yaitu persepsi individu mengenai kemampuanya yang menghasilkan tingkah laku yang akan diukur melalui tingkat tugas yang menunjukkan variasi  kesulitan tugas. Tingkatan kesulitan tugas tersebut mengungkapkan dimensi kecerdikan, tenaga, akurasi,  produktivitas, atau regulasi diri yang diperlukan untuk menyebutkan beberapa dimensi perilaku kinerja.
Individu yang memilki tingkat yang tinggi memiliki keyakinan bahwa ia mampu mengerjakan tugas-tugas yang sukar juga memiliki self-efficacy yang tinggi sedangkan individu dengan tingkat yang rendah memiliki keyakinan bahwa dirinya hanya mampu mengerjakan tugas-tugas yang mudah serta memiliki self-efficacy yang rendah.
b.      Generality
Self-efficacy juga berbeda pada generalisasi artinya individu  menilai keyakinan mereka berfungsi di berbagai kegiatan tertentu. Generalisasi memiliki perbedaan dimensi yang bervariasi yaitu:
1)      Derajat kesamaan aktivitas.
2)      Modal kemampuan ditunjukan (tingkah laku, kognitif, afektif).
3)      Menggambarkan secara nyata mengenai situasi.
4)      Karakteristik perilaku individu yang ditujukan.
Penilaian ini terkait pada aktivitas dan konteks situasi yang mengungkapkan pola dan tingkatan umum dari keyakinan orang terhadap keberhasilan mereka. Keyakinan diri yang paling mendasar adalah orang yang berada disekitarnya dan mengatur hidup mereka.
c.       Strength
Strength artinya kekuatan, keyakinan diri yang lemah disebabkan  tidak terhubung oleh pengalaman, sedangkan orang-orang yang memiliki  keyakinan yang kuat,  mereka akan bertahan dengan usaha mereka meskipun ada banyak kesulitan dan hambatan. Individu tersebut tidak akan kalah oleh kesulitan, karena kekuatan pada self-efficacy tidak selalu berhubungan terhadap pilihan tingkah laku.
Individu dengan tingkat kekuatan tinggi akan memiliki keyakinan yang kuat akan kompetensi diri sehingga tidak mudah menyerah atau frustasi dalam mengahdapi rintangan dan memiliki kecenderungan untuk berhasil lebih besar dari pada individu dengan kekuatan yang rendah.
Penelitian ini menggunakan skala yang berdasarkan aspek self-efficacy menurut Bandura dan aitem General Self-Efficacy (GSE) dari Schwarzer & Jerusalem (1995) yaitu:
1)      Magnitude atau Level
Tingkatan kesulitan tugas tersebut mengungkapkan dimensi kecerdikan, tenaga, akurasi,  produktivitas, atau regulasi diri yang diperlukan untuk menyebutkan beberapa dimensi perilaku kinerja.
2)      Generality
Perasaan mampu yang dimiliki seseorang sebagai tindakan yang dimilikinya untuk menguasai tugas dalam kondisi tertentu.
3)      Strenght
Tingkat dari keyakinan seseorang mengenai kemampuan diri yang dirasakan.


Referensi:
Jika membutuhkan informasi mengenai sumber referensi pada artikel diatas, silahkan E-mail ke: Niki.albangkalisi@gmail.com 
Kontributor artikel: Elise Citrawati

Berlangganan update artikel terbaru via email:

4 Komentar untuk " Teori Self-Efficacy"

  1. tolong bales email ku, tentang referensi self efficacy dong kak, makasih

    BalasHapus
  2. kaa saya sudah email. tolong di bales ya ka . terimakasih

    BalasHapus
  3. referensi self-efficacy dong kak, saya sudah email

    BalasHapus

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel