Teori Intensitas Menonton
Pengertian intensitas dalam
kehidupan sehari-hari dapat dipahami sebagai ukuran atau tingkat. Dalam kamus
bahasa Inggris, intensitas diistilahkan dengan intensity, diartikan dengan kehebatan
(hebat, kuat) (Echols & Shadily, 2009). Intensitas juga dipahami sebagai
suatu kekuatan yang mendukung suatu pendapat atau suatu sikap (Chaplin, 2006). Azwar mengartikan
intensitas sebagai kekuatan atau kedalaman sikap terhadap sesuatu. Sementara
Dahrendorf (dalam Apollo & Ancok,
1993) mengartikan intensitas sebagai sebuah istilah yang terkait dengan
“pengeluaran energi” atau banyaknya kegiatan yang dilakukan oleh seseorang
dalam waktu tertentu.
Intensitas dapat diukur berdasarkan
sejauhmana kedalaman informasi yang dapat dipahami oleh responden (Feriyani
& Fitri, 2011).
Kebanyakan aktivitas menonton berawal dari sebuah kebutuhan akan informasi yang kemudian berpola dan menjadi semacam ritual keseharian. Aktivitas menonton televisi adalah suatu proses yang rumit, terjadi dalam praktik domestik, yang hanya dapat dipahami dalam konteks kehidupan sehari-hari (Triwardani & Wicandra, 2007).
Kebanyakan aktivitas menonton berawal dari sebuah kebutuhan akan informasi yang kemudian berpola dan menjadi semacam ritual keseharian. Aktivitas menonton televisi adalah suatu proses yang rumit, terjadi dalam praktik domestik, yang hanya dapat dipahami dalam konteks kehidupan sehari-hari (Triwardani & Wicandra, 2007).
1. Menonton
merupakan perilaku pasif. Ketika televisi menyala, pikiran penonton berhenti,
interaksi personal terhenti dan tubuhpun tidak berpindah-pindah. Hal ini akan
menimbulkan dampak yang buruk bagi kesehatan, karena beberapa penyakit kronis
berasal dari kegiatan pasif.
2. Menonton
acara yang disajikan televisi berarti individu yang menonton akan mengalami
proses observational learning (modelling) yang akan mempengaruhi
berbagai segi kehidupan manusia karena salah satu cara manusia belajar adalah
dengan mengobservasi
Berdasarkan dari
beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
Intensitas berarti kualitas dari tingkat
kedalaman yang meliputi kemampuan, daya konsentrasi terhadap sesuatu, tingkat keseringan dan kedalaman cara atau sikap seseorang pada objek tertentu. Jadi,
intensitas menonton televisi dapat dipahami sebagai tingkat keseringan
(frekuensi), kualitas kedalaman menonton
atau durasi dan daya konsentrasi untuk menonton.
Aspek-aspek Intensitas Menonton Tayangan Reality Show
Sebagai media massa, televisi akan memberi dampak tertentu bagi pemirsanya baik secara positif ataupun negatif. Pengaruh media televisi akan berbeda-beda bagi masing-masing individu sebagai pemirsanya, hal ini diakibatkan oleh seberapa besar ikatan emosional yang terjalin diantara televisi dan pemirsanya. Tinggi rendahnya ikatan emosional ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah intensitas menonton (Hendro. dkk, 1999). Intensitas berarti kualitas dari tingkat kedalaman yang meliputi kemampuan, daya konsentrasi terhadap sesuatu, tingkat keseringan dan kedalaman cara atau sikap seseorang pada objek tertentu. Jadi, intensitas menonton televisi dapat dipahami sebagai tingkat keseringan (frekuensi), kualitas kedalaman menonton atau durasi dan daya konsentrasi untuk menonton (dalam Niki, 2013). Lowery dan De Fleur (dalam Sari, 2008) mengungkapkan bahwa terdapat tiga hal yang dapat dijadikan sebagai alat untuk mengidentifikasi perilaku anak dan remaja dalam menonton televisi, yaitu:
Jika membutuhkan informasi mengenai sumber referensi pada artikel diatas, silahkan E-mail ke: Niki.albangkalisi@gmail.com
Aspek-aspek Intensitas Menonton Tayangan Reality Show
Sebagai media massa, televisi akan memberi dampak tertentu bagi pemirsanya baik secara positif ataupun negatif. Pengaruh media televisi akan berbeda-beda bagi masing-masing individu sebagai pemirsanya, hal ini diakibatkan oleh seberapa besar ikatan emosional yang terjalin diantara televisi dan pemirsanya. Tinggi rendahnya ikatan emosional ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah intensitas menonton (Hendro. dkk, 1999). Intensitas berarti kualitas dari tingkat kedalaman yang meliputi kemampuan, daya konsentrasi terhadap sesuatu, tingkat keseringan dan kedalaman cara atau sikap seseorang pada objek tertentu. Jadi, intensitas menonton televisi dapat dipahami sebagai tingkat keseringan (frekuensi), kualitas kedalaman menonton atau durasi dan daya konsentrasi untuk menonton (dalam Niki, 2013). Lowery dan De Fleur (dalam Sari, 2008) mengungkapkan bahwa terdapat tiga hal yang dapat dijadikan sebagai alat untuk mengidentifikasi perilaku anak dan remaja dalam menonton televisi, yaitu:
a. Total
waktu rata-rata yang dihabiskan untuk menyaksikan televisi per hari;
b. Pilihan
program acara yang ditonton dalam sehari dan program acara yang paling disukai;
c. Frekuensi
menonton program acara tertentu.
Sementara
itu, Azjen (dalam Setiawan, 2005)
membagi intensitas menjadi empat aspek, yaitu:
a. Perhatian
atau daya konsentrasi dalam menonton televisi
b. Penghayatan
atau pemahaman terhadap tayangan televisi yang disajikan
c. Durasi
aatau kualitas kedalaman menonton
d. Frekuensi
atau tingkat keseringan
Berdasarkan aspek-aspek intensitas oleh Azjen (dalam Setiawan, 2005) diatas, maka
pada penelitian ini untuk mengungkapkan
variabel intensitas menonton televisi berdasarkan
pada daya konsentrasi dalam menonton televisi, tingkat keseringan
(frekuensi), kualitas kedalaman menonton
atau durasi, dan penghayatan atau pemahaman terhadap tayangan televisi yang
disajikan.
Untuk
operasional dari aspek-aspek intensitas menonton sebagai berikut, yakni:
1. Perhatian
Perhatian
merupakan ketertarikan terhadap objek tertentu yang menjadi target perilaku.
Hal ini diilustrasikan dengan adanya stimulus yang datang, kemudian stimulus
itu direspon, dan responnya berupa tersitanya perhatian individu terhadap objek
yang dimaksud. Perhatian dalam menonton tayangan televisi berarti berupa tersitanya perhatian maupun
waktu dan tenaga individu untuk menonton tayangan-tayangan tersebut yang
disajikan di televisi.
2. Penghayatan
Penghayatan
dapat berupa pemahaman dan penyerapan terhadap informasi yang diharapkan,
kemudian informasi tersebut dipahami, dinikmati dan disimpan sebagai
pengetahuan yang baru bagi individu yang bersangkutan. Penghayatan dalam
menonton tayangan televisi berarti meliputi pemahaman dan penyerapan terhadap tayangan-tayangan
tersebut, kemudian dijadikan informasi baru yang disimpan sebagai pengetahuan
oleh individu yang bersangkutan.
3. Durasi
Durasi
merupakan lamanya selang waktu yang dibutuhkan individu untuk melakukan
perilaku yang menjadi target. Durasi menonton tayangan televisi berarti membutuhkan waktu, lamanya selang
waktu yang dibutuhkann untuk menonton sebuah tayangan televisi.
3. Frekuensi
Frekuensi
merupakan banyaknya pengulangan perilaku yang menjadi target. Menonton tayangan
televisi dapat
berlangsung dalam frekuensi yang berbeda-beda, dapat seminggu sekali, dua
minggu sekali atau satu bulan sekali, tergantung dari individu yang
bersangkutan.
Referensi:Jika membutuhkan informasi mengenai sumber referensi pada artikel diatas, silahkan E-mail ke: Niki.albangkalisi@gmail.com
minta daftar pustakanya dong bro
BalasHapusDaftar pustakanya donk? Biar lengkap
BalasHapusMaaf mbak sudah dapat referensi tentang artikel di atas apa belum
HapusKalau sudah bisakah di share ke saya?
Terima kasih
kirim saja emailnya ya :)
Hapuskak bisa minta daftar pustakanya?
BalasHapussaya butuh utk referensi skripsi saya, terima kasih
Maaf mbak sudah dapat referensi tentang artikel di atas apa belum
HapusKalau sudah bisakah di share ke saya?
Terima kasih
Ka minta tolong kirimin referensinya ke email hananinajla@gmail.com terima kasih sebelumnya
BalasHapusassalamu alaikum wr.wb
BalasHapusKa minta tolong kirimin referensinya ke email kasminabdkarim1@gmail.com terima kasih sebelumnya.
makasih sebelumnya
Boleh minta referensi dari artikel ini? Artikel ini sangat membantu jika berkenan membagi daftar referensinya ke haebaragi.ai@gmail.com
BalasHapusterima kasih sebelumnya
kak boleh minta referensinya? untuk skripsi saya, bisa di email ke nadsaskir@gmail.com
BalasHapusterimakasih:)
Maaf mbak sudah dapat referensi tentang artikel di atas apa belum
HapusKalau sudah bisakah di share ke saya?
Terima kasih
yang membutuhkan referensi, bisa kirim ke emai: niki.albangkalisi@gmail.com
BalasHapusitu salah sumber, yang bener ahlinya yaitu ajzen
BalasHapus