Hubungan antara Kecerdasan dan Bakat
Hubungan Antara Kecerdasan dan Bakat
Pernahkah anda menjumpai seseorang yang jago melukis,
padahal ia tidak pernah mendapat pelajaran melukis di bangku sekolah
formal ataupun informal, melainkan belajar secara otodidak. Mungkin anda
memiliki teman yang jago pelajaran matematika, padahal jika dilihat
dari segi ketekunan belajarnya tidak jauh berbeda dari anda? tapi tetap
saja teman anda tersebut lebih cepat dan cekatan menyelasaikan soal-soal
matematika tersebut, Atau anda adalah termasuk orang yang mampu dengan mudahnya
menguasai sebuah ilmu (misalnya ilmu desain grafis, komputer, blog, sastra dan
lainnya) dan memahami secara baik, padahal anda bukan dari kalangan ilmuwan
bidang ilmu tersebut. jika iya, anda termasuk orang yang berbakat, dan kita semua memiliki bakat, hanya saja berbeda-beda. Secara
sederhana bakat dapat dipahami sebagai kemampuan diri dari Allah SWT yang
diberikan kepada kita untuk mengembangkan diri. Bakat itu sendiri berupa pola
pikir, kepandaian atau kemampuan yang kita miliki sejak lahir. Walaupun kita
memiliki talenta, jika kita tidak berusaha untuk membukanya maka talenta yang
diberikan Tuhan akan menjadi sia-sia. Jadi Usaha dan Talenta adalah Jalan untuk
sukses bagi seseorang didalam kehidupannya.
Dalam teori bakat (talent theory), misalnya dikatakan bahwa
seseorang itu ada yang diberi bakat bawaan berupa kemampuan praktek atau
teknik. Beberapa
kecerdasan telah dikaitkan untuk bakat atau overachievement dari
beberapa wilayah pembangunan. Multiple kecerdasan telah digambarkan
sebagai sikap terhadap pembelajaran, bukan teknik atau strategi. Ada delapan
kecerdasan, atau daerah lain di mana orang mengasimilasi atau belajar tentang
dunia di sekitar mereka: interpersonal, intrapersonal, kinestetik-jasmani,
linguistik, logis-matematika, musikal, naturalis, dan spasial-visual.
Persoalannya, Bagaimana hubungan antara kecerdasan dan bakat itu sendiri?
persoalan inilah yang kita bicarakan.
Pengertian Bakat
Sebelum membahas tentang
hubungan antara kecerdasan dan bakat, ada baiknya kita memahami pengertian dari
berbagai tokoh mengenai bakat:
1. Bakat adalah kemampuan tertentu
yang telah dimiliki seseorang sebagai kecakapan pembawaan. Ungkapan ini sesuai
dengan apa yang dikemukakan oleh Ngalim Purwanto (1986:28) bahwa “bakat dalam
hal ini lebih dekat pengertiannya dengan kata aptitude yang
berarti kecakapan, yaitu mengenai kesanggupan-kesanggupan tertentu.”
2. Kartono (1995:2) menyatakan bahwa “bakat adalah
potensi atau kemampuan kalau diberikan kesempatan untuk dikembangkan melalui
belajar akan menjadi kecakapan yang nyata.”
3. Menurut Syah Muhibbin (1999:136) mengatakan “bakat
diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas tanpa banyak
bergantung pada upaya pendidikan dan latihan.”
4. Menurut Guilford bakat
adalah kecakapan yang dimiliki seseorang sejak lahir untuk melakukan sesuatu.
5. Menurut Sukardi bakat
adalah kualitas yang dimiliki individu yang memungkinkan dirinya dapat
berkembang dimasa yang akan datang.
Mengenai keberbakatan dan Anak Berbakat, menurut Renzulli, dkk.(1981) dari
hasil-hasil penelitiannya menarik kesimpulan bahwa yang menentukan keberbakatan
seseorang adalah pada hakekatnya tiga kelompok (cluster) ciri-ciri, yaitu :
1. kemampuan di atas rata-rata,
2. kreativitas,
3. pengikatan diri (tangung jawab
terhadap tugas).
Seseorang yang berbakat
adalah seseorang yang memiliki ketiga ciri tersebut. Masing-masing ciri mempunyai
peran yang sama-sama menentukan. Seseorang dapat dikatakan mempunyai bakat
intelektual, apabila ia mempunyai intelegensi tinggi atau kemampuan di atas
rata-rata dalam bidang intelektual yang antara lain mempunyai daya abstraksi,
kemampuan penalaran, dan kemampuan memecahkan masalah). Akan tetapi, kecerdasan
yang cukup tinggi belum menjamin keberbakatan seseorang.
Menurut Monk (dalam
Agnes, 2007) mejelaskan bahwa keberbakatan (Giftedness) adalah
suatu potensi bawaan yang memerlukan binaan guna mencapai prestasi sesuai
dengan prestasinya. Dapat merupakan kombinasi dari beberapa bidang dibawah ini.
Setiap anak berbakat akan mempunyai beberapa atau kombinasi dari bidang
ketrampilan tersebut:
1. Bidang kognitif atau
prestasi intelektual
2. Bidang kreativitas atau
produktifitas
3. Bidang artistik (seni
atau musik)
4. Bidang sosial (kemampuan
kemimpinan).
Keberbakatan itu
meliputi bermacam-macam bidang, namun biasanya seseorang mempunyai bakat
istimewa dalam salah satu bidang saja. Dan tidak pada semua bidang. Misalnya :
Si A menonjol dalam matematika, tetapi tidak dalam bidang seni. Si B
menunjukkan kemapuan memimpin, tetapi prestasi akademiknya tidak terlalu
menonjol. Hal ini kadang-kadang dilupakan oleh pendidik. Mereka menganggap
bahwa seseorang telah diidentifikasi sebagai berbakat harus menonjol dalam
semua bidang. Selanjutnya perumusan tersebut menekankan bahwa anak
berbakat mampu memberikan prestasi yang tinggi. Mampu belum tentu terwujud.
Conny Semiawan dan Utami Munandar (1987)
mengklasifikasikan jenis-jenis bakat khusus, baik yang masih berupa
potensi maupun yang sudah terwujud menjadi lima
1. Bakat akademik khusus
Bakat akademik khusus misalnya bakat untuk bekerja
dalam angka-angka (numeric), Logika bahasa, dan sejenisnya.
2. Bakat kreatif – produktif
Bakat khusus dalam bidang kreatif –
produktif artinya bakat dalam
menciptakan sesuatu yang baru misalnya menghasilkan
rancangan arsitektur baru, menciptakan teknologi terbaru dan lainnya.
3. Bakat seni
Bakat khusus dalam bidang seni, misalnya mampu mengaransemen
musik dan sangat dikagumi, menciptakan lagu hanya dalam waktu 30 menit,
mampu melukis dengan sangat indah dala m waktu singkat dan sejenisnya.
4. Bakat kinestetik / psikomotorik.
Bakat khusus kinestetik / psikomotorik, misalnya bakat
dalam bidang sepak bola, bulu tangkis, tennis, dan keterampilan tekink.
5. Bakat sosial
Bakat khusus dalam bidang social misalnya sangat
mahir melakukan
negoisasi, mahir berkomunikasi, dan sangat mahir dalam
kepemimpinan.
Pengertian Inteligensi
Berikut ini adalah pendapat beberapa ahli psikologi
tentang pengertian Intelegensi yaitu sebagai berikut :
Claparde dan Stern mengatakan
bahwa intelegensi adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri secara mental
terhadap situasi atau kondisi baru.
K. Buhler mengatakan
bahwa intelegensi adalah perbuatan yang disertai dengan pemahaman atau
pengertian.
David Wechster (1986).
Definisinya mengenai intelegensi mula-mula sebagai kapasitas untuk mengerti
ungkapan dan kemauan akal budi untuk mengatasi tantangan-tantangannya. Namun di
lain kesempatan ia mengatakan bahwa intelegensi adalah kemampuan untuk
bertindak secara terarah, berfikir secara rasional dan menghadapi lingkungannya
secara efektif.
William Stern mengemukakan
batasan sebagai berikut: intelegensi ialah kesanggupan untuk menyesuaikan diri
kepada kebutuhan baru, dengan menggunakan alat-alat berfikir yang sesuai dengan
tujuannya. William Stern berpendapat bahwa intelegensi sebagian besar
tergantung dengan dasar dan turunan, pendidikan atau lingkungan tidak begitu
berpengaruh kepada intelegensi seseorang.
Hubungan antara
intelegensi dengan bakat
Inteligensi merupakan suatu konsep mengenai kemampuan
umum individu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dalam kemampuan
yang umum ini, terdapat kemampuan-kemampuan yang amat spesifik.
Kemampuan-kemampuan yang spesifik ini memberikan pada individu suatu kondisi
yang memungkinkan tercapainya pengetahuan, kecakapan, atau ketrampilan tertentu
setelah melalui suatu latihan. Inilah yang disebut Bakat atau Aptitude. Karena
suatu tes inteligensi tidak dirancang untuk menyingkap kemampuan-kemampuan
khusus ini, maka bakat tidak dapat segera diketahui lewat tes inteligensi.
Alat yang digunakan untuk menyingkap kemampuan khusus ini
disebut tes bakat atau aptitude test. Tes bakat yang dirancang untuk mengungkap
prestasi belajar pada bidang tertentu dinamakan Scholastic Aptitude
Test dan yang dipakai di bidang pekerjaan adalah Vocational
Aptitude Test dan Interest Inventory. Contoh dari Scholastic Aptitude Test adalah
Tes Potensi Akademik (TPA) dan Graduate Record Examination (GRE).
Sedangkan contoh dari Vocational Aptitude Test atau Interest
Inventory adalah Differential Aptitude Test (DAT) dan Kuder
Occupational Interest Survey.
Seputar Tes IQ dan Keterbakatan
Tes IQ tidak bisa
menentukan bakat anak di bidang apa, karena tes IQ untuk melihat inteligensi
seorang anak, bukan tes bakat. Misalnya keterbakatan seni akan menyangkut pada
soal kreativitas (walaupun diakui bahwa prestasi bakat atau talent-nya itu
mampu teraktualisasi secara optimal ia juga membutuhkan intergrasi yang kuat
dengan inteligensi yang yang kuat). Contohnya pada anak-anak yang berbakat
musik. Dalam mengembangkan bakatnya selain dibutuhkan kreativitas, kepekaan
terhadap ritme dan intonasi, tetapi juga dibutuhkan daya ingat yang kuat dan
kecerdasan dalam memahami berbagai notasi. Keterbakatan seni juga membutuhkan
kemampuan pandang ruang.tinggi.
Jika hanya mengandalkan daya igat kuat tanpa kreativitas,
jelas anak-anak ini hanya ingat-ingat saja tanpa mampu melakukan improvisasi
musik. Seperti misalnya pada autist savant, autist high
function, atau autist asperger, yang apabila kebetulan
mempunyai memori verbal yang luar biasa, ia mampu memainkan alat musik dengan
luar biasa, tetapi hanya sebatas itu saja.
Mengenai IQ 136-superior, term superior digunakan dengan
mengacu tingkatan inteligensia.superor artinya kecerdasanya diatas rata-rata.
Anak yang hanya mempunyai kwcerdasan diatas rata-rata saja masih belum bisa
ddikatakan sebagai anak gifted, karna apa yang disebut anak
gifted juga harus memiliki kreativitas yang tinggi, motivasi, dan
komitmen terhadap tugas yang juga tinggi. Karana itu dalam penggembangan
keberbakatan ini juga ibu perlu memperhatikan bagaimana perkembangan
kreativitasnya. Anak-anak dengan IQ tinggi tanpa diikuti dengan kreativitas
yang juga tinggi terjadi pada kelompok anak cerdas (bright child). Ia
adalah pengkopi yang sangat andal, sangat mudah menerima pelajaran, sehingga
sangat mudah diajari dan akan selalu berprestasi disekolah.
Kesimpulan
Inteligensi merupakan suatu konsep mengenai kemampuan
umum individu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dalam kemampuan
yang umum ini, terdapat kemampuan-kemampuan yang amat spesifik.
Kemampuan-kemampuan yang spesifik ini memberikan pada individu suatu kondisi
yang memungkinkan tercapainya pengetahuan, kecakapan, atau ketrampilan tertentu
setelah melalui suatu latihan. Inilah yang disebut Bakat atau Aptitude. Karena
suatu tes inteligensi tidak dirancang untuk menyingkap kemampuan-kemampuan
khusus ini, maka bakat tidak dapat segera diketahui lewat tes inteligensi.
Tes IQ tidak bisa menentukan bakat anak di bidang apa,
karena tes IQ untuk melihat inteligensi seorang anak, bukan tes bakat. Misalnya
keterbakatan seni akan menyangkut pada soal kreativitas (walaupun diakui bahwa
prestasi bakat atau talent-nya itu mampu teraktualisasi secara optimal ia juga
membutuhkan intergrasi yang kuat dengan inteligensi yang yang kuat). Contohnya
pada anak-anak yang berbakat musik. Dalam mengembangkan bakatnya selain
dibutuhkan kreativitas, kepekaan terhadap ritme dan intonasi, tetapi juga
dibutuhkan daya ingat yang kuat dan kecerdasan dalam memahami berbagai notasi.
Keterbakatan seni juga membutuhkan kemampuan pandang ruang.tinggi.
Referensi: dari berbagai sumber
*secara detail referensi tidak ditampilkan karena untuk menghindar manipulasi referensi ^_^
Hubungan Antara Kecerdasan dan Bakat
Pernahkah anda menjumpai seseorang yang jago melukis,
padahal ia tidak pernah mendapat pelajaran melukis di bangku sekolah
formal ataupun informal, melainkan belajar secara otodidak. Mungkin anda
memiliki teman yang jago pelajaran matematika, padahal jika dilihat
dari segi ketekunan belajarnya tidak jauh berbeda dari anda? tapi tetap
saja teman anda tersebut lebih cepat dan cekatan menyelasaikan soal-soal
matematika tersebut, Atau anda adalah termasuk orang yang mampu dengan mudahnya
menguasai sebuah ilmu (misalnya ilmu desain grafis, komputer, blog, sastra dan
lainnya) dan memahami secara baik, padahal anda bukan dari kalangan ilmuwan
bidang ilmu tersebut. jika iya, anda termasuk orang yang berbakat, dan kita semua memiliki bakat, hanya saja berbeda-beda. Secara
sederhana bakat dapat dipahami sebagai kemampuan diri dari Allah SWT yang
diberikan kepada kita untuk mengembangkan diri. Bakat itu sendiri berupa pola
pikir, kepandaian atau kemampuan yang kita miliki sejak lahir. Walaupun kita
memiliki talenta, jika kita tidak berusaha untuk membukanya maka talenta yang
diberikan Tuhan akan menjadi sia-sia. Jadi Usaha dan Talenta adalah Jalan untuk
sukses bagi seseorang didalam kehidupannya.
Dalam teori bakat (talent theory), misalnya dikatakan bahwa seseorang itu ada yang diberi bakat bawaan berupa kemampuan praktek atau teknik. Beberapa kecerdasan telah dikaitkan untuk bakat atau overachievement dari beberapa wilayah pembangunan. Multiple kecerdasan telah digambarkan sebagai sikap terhadap pembelajaran, bukan teknik atau strategi. Ada delapan kecerdasan, atau daerah lain di mana orang mengasimilasi atau belajar tentang dunia di sekitar mereka: interpersonal, intrapersonal, kinestetik-jasmani, linguistik, logis-matematika, musikal, naturalis, dan spasial-visual. Persoalannya, Bagaimana hubungan antara kecerdasan dan bakat itu sendiri? persoalan inilah yang kita bicarakan.
Pengertian Bakat
Dalam teori bakat (talent theory), misalnya dikatakan bahwa seseorang itu ada yang diberi bakat bawaan berupa kemampuan praktek atau teknik. Beberapa kecerdasan telah dikaitkan untuk bakat atau overachievement dari beberapa wilayah pembangunan. Multiple kecerdasan telah digambarkan sebagai sikap terhadap pembelajaran, bukan teknik atau strategi. Ada delapan kecerdasan, atau daerah lain di mana orang mengasimilasi atau belajar tentang dunia di sekitar mereka: interpersonal, intrapersonal, kinestetik-jasmani, linguistik, logis-matematika, musikal, naturalis, dan spasial-visual. Persoalannya, Bagaimana hubungan antara kecerdasan dan bakat itu sendiri? persoalan inilah yang kita bicarakan.
Pengertian Bakat
Sebelum membahas tentang
hubungan antara kecerdasan dan bakat, ada baiknya kita memahami pengertian dari
berbagai tokoh mengenai bakat:
1. Bakat adalah kemampuan tertentu
yang telah dimiliki seseorang sebagai kecakapan pembawaan. Ungkapan ini sesuai
dengan apa yang dikemukakan oleh Ngalim Purwanto (1986:28) bahwa “bakat dalam
hal ini lebih dekat pengertiannya dengan kata aptitude yang
berarti kecakapan, yaitu mengenai kesanggupan-kesanggupan tertentu.”
2. Kartono (1995:2) menyatakan bahwa “bakat adalah
potensi atau kemampuan kalau diberikan kesempatan untuk dikembangkan melalui
belajar akan menjadi kecakapan yang nyata.”
3. Menurut Syah Muhibbin (1999:136) mengatakan “bakat
diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas tanpa banyak
bergantung pada upaya pendidikan dan latihan.”
4. Menurut Guilford bakat
adalah kecakapan yang dimiliki seseorang sejak lahir untuk melakukan sesuatu.
5. Menurut Sukardi bakat
adalah kualitas yang dimiliki individu yang memungkinkan dirinya dapat
berkembang dimasa yang akan datang.
Mengenai keberbakatan dan Anak Berbakat, menurut Renzulli, dkk.(1981) dari
hasil-hasil penelitiannya menarik kesimpulan bahwa yang menentukan keberbakatan
seseorang adalah pada hakekatnya tiga kelompok (cluster) ciri-ciri, yaitu :
1. kemampuan di atas rata-rata,
2. kreativitas,
3. pengikatan diri (tangung jawab terhadap tugas).
Seseorang yang berbakat adalah seseorang yang memiliki ketiga ciri tersebut. Masing-masing ciri mempunyai peran yang sama-sama menentukan. Seseorang dapat dikatakan mempunyai bakat intelektual, apabila ia mempunyai intelegensi tinggi atau kemampuan di atas rata-rata dalam bidang intelektual yang antara lain mempunyai daya abstraksi, kemampuan penalaran, dan kemampuan memecahkan masalah). Akan tetapi, kecerdasan yang cukup tinggi belum menjamin keberbakatan seseorang.
2. kreativitas,
3. pengikatan diri (tangung jawab terhadap tugas).
Seseorang yang berbakat adalah seseorang yang memiliki ketiga ciri tersebut. Masing-masing ciri mempunyai peran yang sama-sama menentukan. Seseorang dapat dikatakan mempunyai bakat intelektual, apabila ia mempunyai intelegensi tinggi atau kemampuan di atas rata-rata dalam bidang intelektual yang antara lain mempunyai daya abstraksi, kemampuan penalaran, dan kemampuan memecahkan masalah). Akan tetapi, kecerdasan yang cukup tinggi belum menjamin keberbakatan seseorang.
Menurut Monk (dalam
Agnes, 2007) mejelaskan bahwa keberbakatan (Giftedness) adalah
suatu potensi bawaan yang memerlukan binaan guna mencapai prestasi sesuai
dengan prestasinya. Dapat merupakan kombinasi dari beberapa bidang dibawah ini.
Setiap anak berbakat akan mempunyai beberapa atau kombinasi dari bidang
ketrampilan tersebut:
1. Bidang kognitif atau
prestasi intelektual
2. Bidang kreativitas atau
produktifitas
3. Bidang artistik (seni
atau musik)
4. Bidang sosial (kemampuan
kemimpinan).
Keberbakatan itu
meliputi bermacam-macam bidang, namun biasanya seseorang mempunyai bakat
istimewa dalam salah satu bidang saja. Dan tidak pada semua bidang. Misalnya :
Si A menonjol dalam matematika, tetapi tidak dalam bidang seni. Si B
menunjukkan kemapuan memimpin, tetapi prestasi akademiknya tidak terlalu
menonjol. Hal ini kadang-kadang dilupakan oleh pendidik. Mereka menganggap
bahwa seseorang telah diidentifikasi sebagai berbakat harus menonjol dalam
semua bidang. Selanjutnya perumusan tersebut menekankan bahwa anak
berbakat mampu memberikan prestasi yang tinggi. Mampu belum tentu terwujud.
Conny Semiawan dan Utami Munandar (1987)
mengklasifikasikan jenis-jenis bakat khusus, baik yang masih berupa
potensi maupun yang sudah terwujud menjadi lima
1. Bakat akademik khusus
Bakat akademik khusus misalnya bakat untuk bekerja
dalam angka-angka (numeric), Logika bahasa, dan sejenisnya.
2. Bakat kreatif – produktif
Bakat khusus dalam bidang kreatif –
produktif artinya bakat dalam
menciptakan sesuatu yang baru misalnya menghasilkan
rancangan arsitektur baru, menciptakan teknologi terbaru dan lainnya.
3. Bakat seni
Bakat khusus dalam bidang seni, misalnya mampu mengaransemen
musik dan sangat dikagumi, menciptakan lagu hanya dalam waktu 30 menit,
mampu melukis dengan sangat indah dala m waktu singkat dan sejenisnya.
4. Bakat kinestetik / psikomotorik.
Bakat khusus kinestetik / psikomotorik, misalnya bakat
dalam bidang sepak bola, bulu tangkis, tennis, dan keterampilan tekink.
5. Bakat sosial
Bakat khusus dalam bidang social misalnya sangat
mahir melakukan
negoisasi, mahir berkomunikasi, dan sangat mahir dalam
kepemimpinan.
Pengertian Inteligensi
Berikut ini adalah pendapat beberapa ahli psikologi
tentang pengertian Intelegensi yaitu sebagai berikut :
Claparde dan Stern mengatakan
bahwa intelegensi adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri secara mental
terhadap situasi atau kondisi baru.
K. Buhler mengatakan
bahwa intelegensi adalah perbuatan yang disertai dengan pemahaman atau
pengertian.
David Wechster (1986).
Definisinya mengenai intelegensi mula-mula sebagai kapasitas untuk mengerti
ungkapan dan kemauan akal budi untuk mengatasi tantangan-tantangannya. Namun di
lain kesempatan ia mengatakan bahwa intelegensi adalah kemampuan untuk
bertindak secara terarah, berfikir secara rasional dan menghadapi lingkungannya
secara efektif.
William Stern mengemukakan
batasan sebagai berikut: intelegensi ialah kesanggupan untuk menyesuaikan diri
kepada kebutuhan baru, dengan menggunakan alat-alat berfikir yang sesuai dengan
tujuannya. William Stern berpendapat bahwa intelegensi sebagian besar
tergantung dengan dasar dan turunan, pendidikan atau lingkungan tidak begitu
berpengaruh kepada intelegensi seseorang.
Hubungan antara
intelegensi dengan bakat
Inteligensi merupakan suatu konsep mengenai kemampuan
umum individu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dalam kemampuan
yang umum ini, terdapat kemampuan-kemampuan yang amat spesifik.
Kemampuan-kemampuan yang spesifik ini memberikan pada individu suatu kondisi
yang memungkinkan tercapainya pengetahuan, kecakapan, atau ketrampilan tertentu
setelah melalui suatu latihan. Inilah yang disebut Bakat atau Aptitude. Karena
suatu tes inteligensi tidak dirancang untuk menyingkap kemampuan-kemampuan
khusus ini, maka bakat tidak dapat segera diketahui lewat tes inteligensi.
Alat yang digunakan untuk menyingkap kemampuan khusus ini
disebut tes bakat atau aptitude test. Tes bakat yang dirancang untuk mengungkap
prestasi belajar pada bidang tertentu dinamakan Scholastic Aptitude
Test dan yang dipakai di bidang pekerjaan adalah Vocational
Aptitude Test dan Interest Inventory. Contoh dari Scholastic Aptitude Test adalah
Tes Potensi Akademik (TPA) dan Graduate Record Examination (GRE).
Sedangkan contoh dari Vocational Aptitude Test atau Interest
Inventory adalah Differential Aptitude Test (DAT) dan Kuder
Occupational Interest Survey.
Seputar Tes IQ dan Keterbakatan
Tes IQ tidak bisa
menentukan bakat anak di bidang apa, karena tes IQ untuk melihat inteligensi
seorang anak, bukan tes bakat. Misalnya keterbakatan seni akan menyangkut pada
soal kreativitas (walaupun diakui bahwa prestasi bakat atau talent-nya itu
mampu teraktualisasi secara optimal ia juga membutuhkan intergrasi yang kuat
dengan inteligensi yang yang kuat). Contohnya pada anak-anak yang berbakat
musik. Dalam mengembangkan bakatnya selain dibutuhkan kreativitas, kepekaan
terhadap ritme dan intonasi, tetapi juga dibutuhkan daya ingat yang kuat dan
kecerdasan dalam memahami berbagai notasi. Keterbakatan seni juga membutuhkan
kemampuan pandang ruang.tinggi.
Jika hanya mengandalkan daya igat kuat tanpa kreativitas,
jelas anak-anak ini hanya ingat-ingat saja tanpa mampu melakukan improvisasi
musik. Seperti misalnya pada autist savant, autist high
function, atau autist asperger, yang apabila kebetulan
mempunyai memori verbal yang luar biasa, ia mampu memainkan alat musik dengan
luar biasa, tetapi hanya sebatas itu saja.
Mengenai IQ 136-superior, term superior digunakan dengan
mengacu tingkatan inteligensia.superor artinya kecerdasanya diatas rata-rata.
Anak yang hanya mempunyai kwcerdasan diatas rata-rata saja masih belum bisa
ddikatakan sebagai anak gifted, karna apa yang disebut anak
gifted juga harus memiliki kreativitas yang tinggi, motivasi, dan
komitmen terhadap tugas yang juga tinggi. Karana itu dalam penggembangan
keberbakatan ini juga ibu perlu memperhatikan bagaimana perkembangan
kreativitasnya. Anak-anak dengan IQ tinggi tanpa diikuti dengan kreativitas
yang juga tinggi terjadi pada kelompok anak cerdas (bright child). Ia
adalah pengkopi yang sangat andal, sangat mudah menerima pelajaran, sehingga
sangat mudah diajari dan akan selalu berprestasi disekolah.
Kesimpulan
Inteligensi merupakan suatu konsep mengenai kemampuan
umum individu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dalam kemampuan
yang umum ini, terdapat kemampuan-kemampuan yang amat spesifik.
Kemampuan-kemampuan yang spesifik ini memberikan pada individu suatu kondisi
yang memungkinkan tercapainya pengetahuan, kecakapan, atau ketrampilan tertentu
setelah melalui suatu latihan. Inilah yang disebut Bakat atau Aptitude. Karena
suatu tes inteligensi tidak dirancang untuk menyingkap kemampuan-kemampuan
khusus ini, maka bakat tidak dapat segera diketahui lewat tes inteligensi.
Tes IQ tidak bisa menentukan bakat anak di bidang apa,
karena tes IQ untuk melihat inteligensi seorang anak, bukan tes bakat. Misalnya
keterbakatan seni akan menyangkut pada soal kreativitas (walaupun diakui bahwa
prestasi bakat atau talent-nya itu mampu teraktualisasi secara optimal ia juga
membutuhkan intergrasi yang kuat dengan inteligensi yang yang kuat). Contohnya
pada anak-anak yang berbakat musik. Dalam mengembangkan bakatnya selain
dibutuhkan kreativitas, kepekaan terhadap ritme dan intonasi, tetapi juga
dibutuhkan daya ingat yang kuat dan kecerdasan dalam memahami berbagai notasi.
Keterbakatan seni juga membutuhkan kemampuan pandang ruang.tinggi.
Referensi: dari berbagai sumber
*secara detail referensi tidak ditampilkan karena untuk menghindar manipulasi referensi ^_^
Belum ada Komentar untuk "Hubungan antara Kecerdasan dan Bakat"
Posting Komentar