Decision Making Style: Feeling vs Thinking
Gaya Pengambilan
Keputusan: Perasaan Versus Logika
“Seorang siswa SMA diketahui bersalah dikarenakan mencuri sejumlah uang
milik temannya, dan akhirnya kepala sekolah sekaligus teman dekat dari orang
tua siswa tersebut memutuskan untuk mengeluarkannya dari sekolah, walaupun
sebelumnya orang tua telah memohon kepada kepala sekolah untuk memberi
keringanan dari hukuman yang diberikan, tetapi kepala sekolah tetap bersikukuh
dan memberi hukuman kepada siswa tersebut sesuai dengan aturan yang telah
ditetapkan, sehingga orang tua menilai kepala sekolah tersebut kejam dan tidak
berperasaan”.
“Seorang pimpinan proyek mengetahui bawahannya tidak disiplin, sering
manipulasi kehadiran dan telat hadir dikantor, namun pimpinan proyek tersebut
belum pernah memberi sanksi sesuai aturan perusahaan kepada bawahannya yang
tidak disiplin tersebut, yang dikarenakan pimpinan tersebut mudah terharu dan
tidak sampai hati untuk memberi sanksi kepada bawahannya, sehingga pimpinan
proyek tersebut dinilai oleh karyawan lainnya sebagai orang yang kurang tegas”.
Dari kedua ilustrasi
fiksi diatas adalah perbandingan dari gaya pegambilan keputusan (Decision Making
Style), yaitu orang yang mengambil keputusan mengedepankan logika (thinking) dengan pengambilan
keputusan berdasarkan perasaan (feeling).
Pada teori MBTI (Myers-Birggs Type Indicator), menjelaskan tentang gaya pengambilan
keputusan yang dibedakan menjadi dua gaya (style), thinking versus Feelling.
Ciri-ciri seseorang dengan gaya pengambilan keputusan yang mengedepankan
logika (thinking) yaitu;
objektif, idealis, logis, adil, dan berorientasi kepada tugas (task
oriented), berbeda halnya dengan yang mengedepankan perasaan (Feeling) yaitu; nilai-nilai manusiawi (value), cinta, empati, dan tentunya berorientasi
kepada manusia atau lebih mementingkan hubungan keharmonisan antar manusia (people
oriented).
Sumber Gambar: Penjajailmu.id |
Dalam kehidupan sehari-hari seringkali konflik antar individu terjadi salah satunya dikarenakan perbedaan dari kedua gaya pengambilan keputusan, baik dalam keluarga, pertemanan, atau dilingkungan kerja. bayangkan dalam sebuah kelompok yang terdiri dari berbagai orang dengan tipe pengambilan keputusan yang berbeda berkumpul, dan masing-masing masih ego atau merasa benar terhadap gaya pengambilan keputusannya, sudah tentu keputusan yang dibuat tidak akan menemukan titik temu, kalaupun menghasilkan sebuah keputusan akan menyisakan ketidakpuasan antar individu, hal ini dikarenakan masing-masing individu belum memahami lebih jelas tentang gaya dari keputusan, kelebihan maupun kekurangannya. Salah satu manfaat memahami dari teori MBTI tentang gaya pengambilan keputusan adalah menjadikan seseorang mengerti dan memahami perbedaan antar individu (individual differences), serta menjadikan perbedaan gaya pengambilan keputusan untuk memperkaya ide dan gagasan dari hasil keputusan yang dibuat.
Idealnya Kita mampu mensinergikan
dari kedua gaya pengambilan keputusan, yaitu menempatkan sesuai situasi dan
kondisi, jika suatu kondisi dan situasi yang membutuhkan pengambilan keputusan berdasarkan perasaan, kita mampu memberi keputusan yang lebih mengedepankan perasaan tetapi tetap logis, begitu
juga dengan situasi yang membutuhkan logika, kita lebih mengedepankan logika tetapi tetap dengan sentuhan perasaan.
Belum ada Komentar untuk "Decision Making Style: Feeling vs Thinking"
Posting Komentar