Teori Empati (2)
Teori Empati
Karakterisitik
Empati
Menurut Goleman (2003) ada lima kemampuan empati yang umumnya dimiliki oleh empathizer, antara lain :
Menurut Goleman (2003) ada lima kemampuan empati yang umumnya dimiliki oleh empathizer, antara lain :
a. Memahami
orang lain, yaitu mengindra perasaan dan perspektif orang lain, serta
menunjukkan minat-minat aktif terhadap kepentingan-kepentingan mereka.
b. Orientasi
melayani, yaitu mengantisipasi, mengakui, dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan
pelanggan.
c. Mengembangkan
orang lain, yaitu mengindra kebutuhan orang lain untuk perkembangan dan
meningkatkan kemampuan mereka.
d. Memanfaatkan
keagamaan, yaitu menumbuhkan kesempatan-kesempatan melalui keagamaan pada
banyak orang.
e. Kesadaran
politik yaitu membaca kecenderungan sosial politik yang sedang seimbang.
Berdasarkan
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik dari empati, meliputi:
memahami orang lain, mengembangkan orang lain, memanfaatkan keagamaan dan
kesadaran politik.
Aspek-Aspek
Empati
Davis dalam (Nashori, 2008)
menjelaskan empat aspek empati antara lain, yaitu:
a. Perspective taking,
yaitu kecenderungan seseorang untuk mengambil sudut pandang orang lain secara
spontan.
b. Fantasy,
yaitu kemampuan seseorang untuk mengubah diri mereka secara imajinatif dalam
mengalami perasaan dan tidankan dari karakter khayal dalam buku, film, dan
sandiwara yang dibaca atau ditonton.
c. Empathic concern,
yaitu perasaan simpati yang berorientasi kepada orang lain dan perhatian
terhadap kemalangan yang dialami orang lain.
d. Personal distress,
yaitu kecemasan pribadi yang berorientasi pada diri sendiri serta kegelisahan
dalam menghadapi setting interpersonal tidak menyenangkan. Personal distress
bisa diebut empati negatif (negative
empathic).
Adapun
aspek-aspek kemampuan empati menurut Goleman (1995) meliputi:
1.
Lebih
mampu menerima sudut pandang orang lain.
Hal
ini berarti individu, mampu membedakan antara apa yang dikatakan atau dilakukan
orang lain dengan reaksi dan penilaian individu itu sendiri. Dengan
meningkatnya kemampuan kognitif seseorang khususnya kemampuan untuk menerima
perspektif (sudut pandang) orang lain dan mengambil peran, seseorang akan
memperoleh pemahaman terhadap perasaan dan emosi orang lain dengan lebih
lengkap dan akurat, sehingga mereka lebih menaruh belas kasihan dan akan lebih
banyak membantu orang lain dengan cara yang tepat.
2.
Memperbaiki
empati dan kepekaan terhadap perasaan orang lain.
Hal ini berarti individu mampu merasakan
suatu emosi, mampu mengidentifikasi perasaan-perasaan orang lain dan peka
terhadap hadirnya emosi dalam diri orang lain melalui perasaan-perasaan
non-verbal yang ditampakkan. Kemampuan untuk menyadari orang lain kepekaan yang
kuat, jika individu menyadari apa yang dirasakannya setiap saat maka empati
akan datang dengan sendirinya dan lebih lanjut individu akan bereaksi terhadap
syarat-syarat orang lain dengan sensasi fisiknya sendiri tidak hanya dengan
pengakuan kognitif terhadap pesan-pesan mereka.
Empati membuka mata seseorang terhadap
penderitaan orang lain, dalam artian ketika seseorang merasakan penderitaan
orang lain maka orang tersebut akan peduli dan ingin bertindak.
3.
Lebih
baik dalam mendengarkan orang lain.
Hal ini berarti individu tersebut mampu
menjadi seorang pendengar yang baik dan penanya yang baik. Mendengarkan dengan
baik dan mendalam sama artinya dengan memperhatikan lebih daripada yang
dikatakan, yakni dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, atau mengulang dengan
katan-kata sendiri apapun yang didengar guna memastikan bahwa pendengar
mengerti, disebut juga mendengar aktif (Goleman, 2003).
Berdasarkan uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa aspek empati menurut Davis meliputi: perspective taking, fantasy, empathic distress,dan personal empathic. Sedangkan aspek
empati menurut Goleman (1995), yakni: lebih mampu menerima sudut
pandang orang lain, memperbaiki empati dan kepekaan terhadap perasaan orang
lain, dan lebih baik dalam mendengarkan
orang lain.
Referensi:
Jika membutuhkan informasi mengenai sumber referensi pada artikel diatas, silahkan E-mail ke: Niki.albangkalisi@gmail.com
Jika membutuhkan informasi mengenai sumber referensi pada artikel diatas, silahkan E-mail ke: Niki.albangkalisi@gmail.com
Kontributor artikel: Dewi
Angraini
Belum ada Komentar untuk "Teori Empati (2)"
Posting Komentar